Senin, 31 Oktober 2011

Upacara Peringatan HARDIKNAS 2011 dan ULTAH SMAN 1 Bayan ke 15

Peringatan Hardiknas di SMAN 1 Bayan memang unik. Keunikan pelaksanaan upacara terletak
pada pesereta upacara yang menggunakan pakaian adat khas Bayan. Peserta upacara
adalah seluruh siswa dan guru serta staf tata usaha yang diharuskan atau
diwajibkan menggunakan pakaian adat khas Bayan, begitu juga dengan Inspektur Upacara.
Yang menjadi Inspektur Upacara adalah Asisten I Bupati Lombok Utara Simparudin, SH.
Rasa bangga beliau sampaikan setelah selesai upacara dalam acara ramah tamah.
"Saya Bangga dengan kemajuan yang dicapai oleh SMAN 1 Bayan ini, dalam usia yang masih relatif
muda (15 thn) sudah bisa menunjukkan jati diri sebagi satu-satunya SMA di Lombok Utara 
yang memperingati hari Pendidikan dengan menggunakan pakaian adat sebagai ciri pendidikan yang berkarakter daerah, Saya juga ikut dalam kepanitiaan perencanaan dan pendirian
sekolah SMA ini, saat itu saya adalah panitia pada bagian HUMAS imbuhnya
mengenang masa lalu.



Jumat, 21 Oktober 2011

Puisi@ Titipan Temanku Marzuki,S.Pd

NEGERI SIHIR


Negeri sihir
Pelantun mantra pujangga lama
Kian indah melebur sukma
Negeri sihir berbangsa domba
Nyalakan api merebut tahta
Sayembara mahkota daging bertahan
Menjelma jadi penguasa
Kau sihir hatti membara
Nyalakan jiwa serigala
Sedang domba-domba takut
Kepadang rumput penuh mantra
Berubah rumput jadi kertas kecil
Benilai tinggi
Domba mencari rumput dengan pengakuan
Tapi kalah dengan kuasa sihir pemain sulap
Jeritan luka terpasung awan ajaib penguasa
Haruskah ikut berubah
Jadi penyihir dan pesulap
Tatkala penguasa hidup tak tergoyah
Menutup mata memberi senyum
Negeri sihir bangsa sulap
Terang namun gelap

                                                                            MARZUKI


SENANDUNG LIRIH DOA


Senandung lirih doa ku panjatkan
Tatkala alam mengguncag jiwa
Bersama angin sukma melayang
Bebas lepas bercampur debu
Kaki terus melangkah
Mengayun ditengah badai ombak
Siap menerjang perahu harapan
Senadung lirih do’a  kupanjatkan
Saat semua menyimpan pertanyaan
Mampukah ku keluar dari cengkeraman zaman?
Sementara langit kehidupa pekat dengan noda
Pasrah dan pasrah
Apa itu yang harus ku lakukan?
Sementara kepala menghadap keatas
Dengan sejuta bahkan beribu harapan
Hanya senandung lirih do’a
Dari hati membisik telinga
Yang mampu ku lakukan
Dalam galau dan gaduhnya kehidupan


                                                                            MARZUKI


DIMENSI HITAM HATI


Dimensi hitam hati
Hilang menerawang mengembara dalam hayal
Mengarungi samudera perasaan
Anganan seperti busa tergulung ombak
Gemuruh hati terus kian membesar
Menyusup sukma jiwa yang tenang
Aura hampa tanpa harapan
Menanti angin berhembus
Tersihir mantra indah
Kaulah istana dalam terdalam
Tak berupa tapi terasa
Tak tersentuh tapi menyentuh
Menjauh terasa dekat
Putih hitam ataukah
Abu-abu dalam harapan
Dimensi hitam hati